Puisi Kesedirian Terbaik 2017
Puisi Kesedirian Terbaik 2017
Hujan ini mengenal baik pohon, jalan, dan selokan
Suaranya bisa dibeda-bedakan
Kau akan mendengarnya meski sudah kau tutup pintu lagi jendela
dan berkerudung dalam meringkuk selimut
Hujan ini yang tahu benar membeda-bedakan
telah jatuh di pohon, jalan, dan selokan
Menyihirmu agar tak sempat mengadu
waktu menangkap kisah yang harus kau rahasiakan
Dimanakah Sorgaku itu?
Nyanyian yang tak pernah hujan dan juga langit ajarkan kepadaku
kata demi kata yang kulafal bahkan dalam igauan
dan kau sebut doa malam
Bukankah siang yang benafas sengit dibawah kaki terik
telah meleleh dalam senandung dosa nan larut?
Katakan kalau hujan adalah utusan langit untuk bumi
mengantarkan surat asa sekian tahun
berkali-kali tiga ratus enam puluh lima hari
Hujan kali ini sekedar menitikkan harapan
ataukah sedang membuahi, menjadikan pelangi pagi esok hari?
Hujan ini yang tahu benar membeda-bedakan
jatuh di jalan panjang, menyusurnya
jatuh di pohon, mengulirnya
terus berjalan hingga tergelincir di selokan
Gemericik malam, mericik juga makin pekat nanti
meninggalkanku agar tak sempat bertemu
atau mengadu... pun merindu...
Dari jauh kudengar
mereka bercakap ttg SATU lautan harapan
telah meleleh dalam senandung dosa nan larut?
Katakan kalau hujan adalah utusan langit untuk bumi
mengantarkan surat asa sekian tahun
berkali-kali tiga ratus enam puluh lima hari
Hujan kali ini sekedar menitikkan harapan
ataukah sedang membuahi, menjadikan pelangi pagi esok hari?
Hujan ini yang tahu benar membeda-bedakan
jatuh di jalan panjang, menyusurnya
jatuh di pohon, mengulirnya
terus berjalan hingga tergelincir di selokan
Gemericik malam, mericik juga makin pekat nanti
meninggalkanku agar tak sempat bertemu
atau mengadu... pun merindu...
Dari jauh kudengar
mereka bercakap ttg SATU lautan harapan
Comments
Post a Comment